Judul Buku : BERDAYA SEJAK DALAM PIKIRAN: Kehidupan dan Gagasan Safaruddin Datuak Bandaro Rajo
Penulis : Fitra Yanti
Editor : Mahlil Bunaiya dan Miftahul Khairi
Penata Letak : Feni Efendi
Desain Sampul : Feni Efendi
Diterbitkan oleh:
Penerbit Fahmi Karya
Anggota IKAPI No. 047/SBA/2024
Jl. Gunung Bungsu, Sumur Cindai, RT 01/RW02, Kel. Tiakar, Kec. Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26231
Email: penerbitfahmikarya@gmail.com
Hp/WA: 081377856115/082384852758
ISBN 978-623-8646-42-5
Cetakan Pertama, Mei 2024
x + 357 hlm: 14,8 x 21 cm
Front Palatino, 1,15 Spasi, Size 12
SINOPSIS
Perjalanan kehidupan Safaruddin Datuak Bandaro Rajo dapat dibilang menyerupai sebuah pengembaraan hidup yang penuh tantangan dan teka-teki alam yang misterius. Terdapat berbagai rintangan sepanjang perjalanan kehidupannya sejak melalui masa kecil di nagari kelahiran, Baruah Gunuang (1957), hingga sekarang (2024), menjadi orang nomor satu, Bupati Kabupaten Limapuluh Kota. Rintangan demi rintangan itu, setelah ia dewasa menjadi bekal kekuatan bagi karakter kepemimpinan yang ia miliki, baik itu dalam memimpin keluarga, kaum, dan kepemimpinan daerah. Bagi keluarga dan kaumnya, serta bagi kerabat dan kolega organisasi kemasyarakatan, kepartaian, ia menjadi pribadi yang mempunyai teladan kepemimpinan. Sosoknya dikenal sebagai seorang pemimpin adat yang peduli pada aspek-aspek pemajuan kebudayaan dan memiliki konsentrasi kepemimpinan yang menonjolkan penguatan pembangunan Sumber Daya Manusia.
Sejak menamatkan sekolah Pendidikan Guru Agama (1974) Safaruddin Datuak Bandaro Rajo sebetulnya sudah mengenali minatnya mengembangkan bakat kepemimpinannya melalui dunia politik. Meskipun dalam renungan masa mudanya itu, belum terjelaskan ke arah mana karir kepemimpinannya diarahkan. dirinya masih merasakan ada keterbatasannya sebagai seorang anak kampung yang hanya menyelesaikan sekolah formal PGA. Kemungkinan paling besar hanyalah menjadi guru agama.Tidak pernah terlintas dalam pikirannya menemukan kesempatan baik memproses, menempa, dan membentuk dirinya hingga mencapai apa yang sekarang orang kenal tentang dirinya.
Pada beberapa momen penting dalam hidupnya, Safaruddin Datuak Bandaro Rajo mengisahkan betapa dirinya berada dalam keadaan dimana ia harus mampu mengerahkan kemampuan pengendalian dirinya setiap kali diganggu kecemasan akan bagaimana nasibnya di masa depan. Hal yang terjadi lebih dari empat puluh tahun lalu yang masih segar dalam ingatan. Situasi yang dikecam banyak orang, penghakiman mereka akan kondisi yang semestinya tidak berlaku surut. Safaruddin Datuak Bandaro Rajo ingin mengatakan bahwa sekelam dan sepahit apa pun masa lalu seseorang, itu bukan berarti seseorang itu terhindar dari kesempatan mendapatkan masa depan yang cemerlang. Demikian juga sebaliknya. Andaikata seseorang tidak pernah mengalami kesulitan di masa mudanya, bukan pula jaminan ia akan tidak mengalami kesulitan di masa depannya.
Posting Komentar