BARIH BALOBEH NAGARI SITUJUAH BANDA DALAM


 

 

BARIH BALOBEH NAGARI SITUJUAH BANDA DALAM

@Zelfeni Wimra, 2024

         

Judul Buku             : BARIH BALOBEH NAGARI SITUJUAH BANDA DALAM

Penulis                    : Zelfeni Wimra

Editor                      : Mahlil Bunaiya dan Miftahul Khairi

Penata Letak           : Feni Efendi

Desain Sampul       : Feni Efendi

               

 

Diterbitkan oleh:

Penerbit Fahmi Karya

Anggota IKAPI No. 047/SBA/2024

Jl. Gunung Bungsu, Sumur Cindai, RT 01/RW02, Kel. Tiakar, Kec. Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26231

Email: penerbitfahmikarya@gmail.com

Hp/WA: 081377856115/082384852758

 

Bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lima Puluh Kota

 

 

ISBN 978-623-8646-40-1

Cetakan Pertama, Mei 2024

xviii + 468 hlm: 14,8 x 21 cm

Front Palatino, 1,15 Spasi, Size 12

 

SINOPSIS

 

Berdasarkan kepada alam berpikir filosofis Minangkabau, makna dan keberadaan sebuah nagari melibatkan pendalaman terhadap akar budaya, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang mendasari kehidupan masyarakat di dalamnya. "Nagari" adalah istilah dalam bahasa Minangkabau yang merujuk pada unit pemerintahan adat yang otonom dan memiliki kedaulatan  dan federasi tersendiri. gabungan beberapa nagari terbentuk dalam kesadaran konfederasi. Konsep ini memiliki dimensi filosofis yang kaya dan kompleks. 

 

Beberapa poin penting untuk memahami nagari secara filosofis dapat melalui pemaknaan yang mendalam terhadap beberapa aspek penting. Pertama, melalui kearifan budaya dimana nagari diilustrasikan orang minang sebagai camin taruih, yakni cerminan dari kearifan lokal yang berkembang selama berabad-abad. Cermin itu merepresentasikan nilai-nilai, norma, dan aturan yang disepakati bersama oleh masyarakat adat setempat. 

 

Orang Minang secara filosofis merumuskan nagari mencakup cara pandang terhadap hubungan manusia dengan alam, sesama manusia, dan dengan Sang Pencipta. Padanan pemahaman ini disebutkan dengan ungkapan: ka bawah takasiak bulan, ka ateh taambun jantan. Maksudnya, ada ruang vertikal yang menghubungkan jejaring di ruang horizontal. sehingga, apabila hal demikian tidak terjadi, maka kehidupan seseorang di Minangkabau dinarasikan dengan: ka ateh indak bapucuak, ka bawah indak baurek, di tangah-tangah digiriak kumbang. Kondisi ini merupakan keberadaan individu yang tidak menemukan fungsinya baik secara antropologis, sosiologis, maupun teologis.    

 

Kedua, melalui Adat dan Hukum Adat atau dalam istilah yang dijadikan judul buku ini Barih Balobeh. Dalam nagari, adat menjadi panduan utama dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum adat yang berlaku di nagari tidak hanya mengatur aspek sosial dan ekonomi, tetapi juga spiritual dan moral. Filosofi nagari menekankan pentingnya mematuhi dan menghormati adat sebagai bentuk penghargaan terhadap leluhur dan kesinambungan tradisi.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama