Pacuan Kuda Gelanggang Kubu Gadang: Seluk Beluk tentang Ras Kuda, Perawatan, Pengembangan, Industri, Pelatihan dan Tadisi Berkuda di Kota Payakumbuh

 


Judul Buku                : Pacuan Kuda Gelanggang Kubu Gadang: Seluk Beluk tentang Ras Kuda, Perawatan, Pengembangan, Industri, Pelatihan dan Tadisi Berkuda di Kota Payakumbuh

Penulis                       : Ir. Suprayitno, MA ; Drs. H. Rida Ananda, M.Si ; 

                                        Mardion Fernandes ; Feni Efendi

Penyunting               : Feni Efendi

Penata Letak             : Feni Efendi

Desain Sampul         : Feni Efendi

                 

 

Diterbitkan oleh:

Penerbit Fahmi Karya

Anggota IKAPI No. 047/SBA/2024

Jl. Gunung Bungsu, Sumur Cindai, RT 01/RW02, Kel. Tiakar, Kec. Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat 26231

Email: penerbitfahmikarya@gmail.com

Website: www.penerbitfahmikaya.com

Hp/W /081377856115

 

 

ISBN

Cetakan Pertama, Februari 2025

xx + 456 hlm: 14,8 x 21 cm

Front Palatino, 1,15 Spasi, Size 11

 

Buku ini hadir atas refleksi tradisi pacuan kuda yang terus berkembang di Payakumbuh. Di awali sebagai tradisi budaya da-lam ritual-ritual adat hingga terus berkembang menjadi salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di dataran tinggi Minangkabau, khususnya di Kota Payakumbuh, sampai saat ini. Dan melalui pengumpulan berbagai informasi lisan, dokumen-tasi, ataupun berbagai pengalaman praktisi pacuan kuda, maka penulis berupaya merangkumnya menjadi sebuah buku. Tidak terlalu sempurna memang, masih banyak kekosongan data di sana sini, namun ini ikhtiar maksimal yang telah diupayakan hingga sampai di hadapan pembaca. Memang tidak lain dari tujuan penulisan ini untuk merawat memori kolektif tentang pacuan kuda di Kota Payakumbuh sehingga informasi-informasi yang tidak terlalu utuh itu dapat dinikmati oleh anak cucu kita di kemudian hari.  

 

Pacuan kuda di Payakumbuh ini bukan sekadar olahraga, melainkan cerminan sejarah, budaya, identitas, dan semangat masyarakatnya. Buku ini mencoba untuk menyelami asal-usul tradisi yang kaya ini, mulai dari lahirnyan gelanggang Kubu Gadang hingga pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat. Melalui observasi dan dituangkan ke dalam narasi, semoga pembaca dapat berpetualang kembali ke masa lalu dan bernostalgia dengan segala perasaan campur aduknya.

 

Memang, Gelanggang Kubu Gadang telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang tradisi pacuan kuda di Payakumbuh. Dari gelanggang inilah semangat persatuan dan rasa rindu kampung halaman terus lahir. Meski terkadang zaman terus bergulir na-mun bagian-bagian dari masa lalu akan terus lahir di sini. Mulai dari sejak masa Hindia Belanda hingga zaman era globalisasi seperti saat ini. Gelanggang ini sudah mulai difungsikan untuk pacuan kuda sejak tahun 1906 dengan nama Gelanggang Serikat diperkarsai oleh asisten residen dan dikelola oleh 13 lareh di Afdeeling Lima Puluh Koto. Maka dengan begitu, gelanggang ini dulunya bernama Gelanggang Serikat 13 Lareh yang terdiri dari Lareh Koto Nan Ompek, Lareh Koto Nan Godang, Lareh Payobasuang, Lareh Halaban, Lareh Limbukan, Lareh Situjuah, Lareh Batuhampa, Lareh Guguak, Lareh Mungka, Lareh Lubuak Batingkok, Lareh Sungai Beringin, Lareh Sarilomak, dan Lareh Taram.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama